ANALISIS POTENSI PENDAPATAN
Pendahuluan
Untuk
membuat perencanaan anggaran yang komperehensif dan lebih realistis, selain
dilakukan prakiraan pendapatan perlu dilakukan analisis perhitungan potensi
pedapatan. Analisis pendapatan ini berbeda dengan perkiraan pendapatan sebab
analisis potensi pendapatan adalah ntuk mengetahui peluang besarnya perolehan
pendapatan optimal yang dapat direalisasikan, sedangkan prakiraan pendapatan
merupakan prediksi perolehan pendapatan dimasa datang yang didasarkan pada data
historis realisasi pendapatan.
Mengenali
Potensi Pendapatan
Potensi
adalah sesuatu yang sebenarnya sudah ada, hanya belum didapat atau diperoleh
ditangan. Untuk mendapat ataummeperolehya diperlukan upaya-upaya tertentu,
misalnya untuk potensi sumber daya alam tambang perlu upaya eksplorasi dan
eksploitasi, untuk potensi pajak perlu dilakukan upaya pajak (tax export). Karena potensi tersebut
sifatnya masih tersembunyi, maka perlu diteliti besarnya potensi pendapatan
yang ada. Bagi manajer public, kemampuan mengenali potensi pendapatan dan
memamfaatkan secara optimal merupakan hal paling penting yang menunjukan
kapasitas entrepreneunership mereka
dalam menglola organisasi sector public. Osborne dan Gaebler (1992) menyatakan
pentingnya menmbuhkan pemerintah wirausaha (entrepreneunership
government) serta pemeritahan yang mampu menciptakan pendapatan tidak
sekedar membelanjakan anggaran (earning
rather and spending).
Potensi
pendapatan satu daerah dengan daerah lain berbeda-beda disebabkan oleh faktor
demografi, ekonomi, sosiologi, budaya, geomorfologi, dan lingkungan yang
berbeda-beda.
Jika dilihat dari kepemilikan potensi dan kemampuan
mengelola potensi yang ada, suatu daerah dapat dikategorika menjadi empat,
yaitu:
1. Memeiliki
potensi dan kemampuan mengelola yang tinggi
2. Memiliki
potensi yang tinggi tetapi kemampuan mengelola rendah
3. Memiliki
potnsi yang rendah tetapi kemampuan mengelola yang tinggi
4. Memiliki
potensi yang rendah dan kemampuan mengelola yang rendah.
Pemetaan
Potensi Pendapatan
1. Sector
pertanian, meliputi:
a. Tanaman
Bahan Makanan
b. Tanaman
Perkebunan
c. Peternakan
Dan Hasil-Hasilnya
d. Kehutanan
e. Perikanan
2. Sector
pertambangan dan penggalian, meliputi:
a. Minyak
Dan Gas Bumi
b. Pertambangan
Tanpa Gas
c. Penggalian
3. Sector
Industri Pengelohan, Meliputi:
a. Industri
Migas
i.
Pengilangan Minyak Bumi
ii.
Gas Alam Cair
b. Indutri
Tanpa Migas:
i.
Makanan, Minuman, Dan Tembakau.
ii.
Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki
iii.
Barang Kayu Dan Hasil Hutan Lainnya
iv.
Kertas Dan Barang Cetakan
v.
Pupuk, Kimia & Barang Dari Karpet
vi.
Semen & Dan Barang Galian Bukan
Logam
vii.
Logam Dasar Besi & Baja
viii.
Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya
ix.
Barang Lainnya
4. Sector
Listrik, Gas, Dan Air Bersih
a. Listrik
b. Gas
c. Air
Bersih
5. Sector
Konstruksi (Bangunan)
6. Sector
Perdagangan, Hotel, Dan Restoran
a. Perdagangan
Besar Dan Eceran
b. Hotel
c. Restoran
7. Sector
Pengankutan Dan Komunikasi
a. Pengangkutan:
i.
Angkutan Rel
ii.
Angkutan Jalan Raya
iii.
Angktan Laut
iv.
Angkutan Sungai, Danau Dan Penyebrangan
v.
Angkutan Udara
vi.
Jasa Penunjang Angkutan
8. Sector
Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan
a. Bank
b. Lembaga
Keuangan Tanpa Bank
c. Jasa
Penunjang Keuangan
d. Sewa
Bangunan
e. Jasa
Perusahaan
9. Jasa-Jasa
a. Pemerintahan
Umum
i.
Administrasi Pemerintahan &
Pertahanan
ii.
Jasa Pemerintahan Lainnya
b. Swasta:
i.
Sosial Kemasyarakatan
ii.
Hiburan & Rekreasi
iii.
Perorangan & Rumah Tangga
Analisis Tipologi Klasen
Analisis Tipologi
Klasen merupakan teknik pengelompokan suatu sector dengan melihat pertumbuhan
dam kontribusi sector tertent terhadap total PDRB suatu daerah. Dengan analisis
ini suatu sector dapat dikelompokan kedalam empat kategori :
1.
Sector
unggulan (prima)
2.
Sector
potensial,
3.
Sector
berkembang, dan
4.
Sector
terbelakang
Untuk menganalisa
tipologi klasen, langkah-langkahnya adalah:
1.
Menghitung
rata-rata PDRB per sector
2.
Menghitug
rata-rata sector
3.
Menghitung
laju pertumnuhan PDRB dan laju pertumbuhan masing-masing sector
4.
Mengklasifikasikan
masing-masing sector ke dalam matriks.
Perhitungan Potensi Pendapatan
Perhitungan potensi
pendapatan pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua (2) pendekatan:
1. Basis Makro
2. Basis Mikro
Klasifikasi Pendapatan Pemerintah Daerah
Dibedakan menjadi
dua bagian yaitu, pendapatan pemerintah Provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Pendapatan pemerintah daerah dapat diklasifikasikan berdasarkan kelompok,
jenis, objek, dan rincian objek pendapatan. Kelompok pendapatan meliputi : 1)
Pendapatan Asli Daerah (PAD), 2) Dana Perimbangan, Dan 3) Lain-Lain Pendapatan
yang Sah.
Klasifikasi Pendapatan Pemerintah Provinsi
I.
PENDAPATAN
ASLI DAERAH
a.
Pajak
Daerah
i.
Pajak
kendaraan bermotor
ii.
Pajak
kendaraan di Air
iii.
Bea
balik nama kendaraan bermotor
iv.
Bea
balik nama kendaraan di Air
v.
Pajak
bahan bakar kendaraan bermotor
vi.
Pajak
Air Permukaan
b.
Retribusi
Daerah
i.
Retribusi
Jasa Umum
ii.
Retribusi
Jasa Usaha
iii.
Retribusi
Perijinan Tertentu
c.
Bagian
Laba BUMD
d.
Lain-Lain
PAD yang Sah
II.
DANA
PERIMBANGAN
a.
Dana
Bagi Hasil
i.
Bagi
Hasil Pajak
ii.
Bagi
Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
b.
Dana Alokasi
Umum
c.
Dana
Alkasi Khusus
III.
LAIN-LAIN
PENDAPATAN YANG SAH
Klasifikasi Pndapatan Pemerintah Kabupaten/Kota
IV.
PENDAPATAN
ASLI DAERAH
a.
Pajak
Daerah
i.
Pajak
Hotel
ii.
Pajak
Restoran
iii.
Pajak
Hiburan
iv.
Pajak
Reklame
v.
Pajak
Penerangan Jalan
vi.
Pajak
Pengambilan Bahan Galian C
vii.
Pajak
Parkir
viii.
Pajak
Air Bawah Tanah
ix.
Pajak
Sarang Burung Walet
x.
Pajak
Lingkungan
b.
Retribusi
Daerah
i.
Retribusi
Jasa Umum
ii.
Retribusi
Jasa Usaha
iii.
Retribusi
Perizinan Tertentu
c.
Dana
Alokasi Umum
d.
Lain-lain
PAD yang Sah
V.
DANA
PERIMBANGAN
a.
Dana
Bagi Hasil
i.
Bagi
Hasil Pajak
ii.
Bagi
Hasil Bukam Pajak (Sumber Daya Alam)
b.
Dana
Alokasi Umum
c.
Dana
Alokasi Khusus
VI.
LAIN-LAIN
PENDAPATAN YANG SAH
Perhitungan Potensi Pendapatan Basis Mikro
Potensi pendapatan pajak/retribusi = basis
pajak/retribusi x tarif pajak/retribusi
|
Perhitungan Potensi Pendapatan Basis Mikro
Berikut Jenis
Perhitungan Masing-Masing Objek Pendapatan
1.
Menghitung
Potensi Pajak
2.
Menghitung
Potensi Pajak Restoran
3.
Menghitung
Potensi Pajak Hiburan
4.
Menghitung
Potensi Pajak Parker
5.
Menghitung
Potensi Pajak Reklame
6.
Menghitung
Potensi Retribusi Daerah
7.
Menghitung
Potensi Retribusi Pasar
Menghitung Potensi Retribusi parkir